RESIMEN MAHASISWA
Resimen mahasiswa (disingkat menwa) adalah salah satu kekuatan
sipil untuk mempertahankan negeri sebagai perwujudan Sistem Pertahanan dan
Keamanan Rakyat Semesta (Sishankamrata). Menwa bermarkas di perguruan tinggi
dan beranggotakan para mahasiswa yang
berkedudukan di kampus tersebut.
Para anggota
menwa (wira) di setiap kampus membentuk satuan sebagai salah satu unit kegiatan
mahasiswa (UKM).
Lambang
Komponen lambang Garuda
- Bintang di kanan atas dihadapan burung garuda dengan sayap kanan 6 (enam) dan kiri 7 (tujuh), leher 59 dan ekor enam dengan warna kuning emas dan melirik ke sebelah kanan.
- Di tengah-tengah di depan burung garuda terdapat simbul silang senjata pena dalam genggaman burung garuda dengan warna putih.
- Pita yang melandasi dengan warna putih dengan tulisan di tengah warna merah “ Widya Castrena Dharma Siddha”.
- Perisai yang menjadi alas warna hitam.
Makna
- Bintang di kanan berarti cita-cita yang luhur, baik dan benar.
- Bulu sayap berjumlah 13, ekor 6 dan leher 59 (13 Juni 1959 = tahun kelahiran resimen mahawarman).
- Perisai berarti sebagai komponen pertahanan Negara.
Lambang
Sembilan Unsur Resimen Mahasiswa Indonesia
Komponen Lambang Sembilan Unsur
- Perisai Segilima menggambarkan keteguhan sikap
- Padi dan Kapas menggambarkan dasar bernegara dan pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
- Bintang, Sayap Burung, Jangkar dan Lambang Polri menandakan bahwa Resimen Mahasiswa berada di bawah naungan ketiga unsur angkatan dan Polri
- Pena dan Senjata melambangkan pengabdiannya, wira melakukan keselarasan antara ilmu pengetahuan dan ilmu keprajuritan.
- Buku Tulis menyatakan bahwa tugas pokok setiap wira adalah mengembangkan ilmu pengetahuan, selain melaksanakan tugas-tugas kemenwaan.
Warna Kebanggaan
Resimen
Mahasiswa Indonesia menggunakan baret ungu. Dalam aplikasinya di lingkungan
Menwa, warna ini mempunyai arti :
- Mulia
- Berpengetahuan
- Terpelajar
Panca Dharma Satya
Panca Dharma
Satya adalah janji Resimen Mahasiswa Indonesia :
- Kami adalah mahasiswa warga Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila.
- Kami adalah mahasiswa yang sadar akan tanggung jawab serta kehormatan akan pembelaan negara dan tidak mengenal menyerah.
- Kami Putra Indonesia yang berjiwa ksatria dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta membela kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
- Kami adalah mahasiswa yang menjunjung tinggi nama dan kehormatan Garba Ilmiah dan sadar akan hari depan Bangsa dan Negara.
- Kami adalah mahasiswa yang memegang teguh disiplin lahir dan batin, percaya pada diri sendiri dan mengutamakan kepentingan Nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan.
Semboyan
Semboyan
Resimen Mahasiswa Indonesia adalah "Widya Çastrena Dharma Siddha",
berasal dari bahasa Sanskerta
yang berarti "Penyempurnaan Pengabdian Dengan Ilmu Pengetahuan dan Ilmu
Keprajuritan". Yang dimaksudkan oleh Ilmu Pengetahuan adalah segala macam
cabang keilmuan yang didapat saat menjadi mahasiswa. Hal ini dipergunakan untuk
menempuh jenjang karier, dengan tidak melupakan tujuan utama melakukan
pengabdian pada masyarakat.
Sedangkan
Ilmu Keprajuritan adalah yang bersangkutan dengan jiwa keperwiraan, keksatriaan
serta kepemimpinan, bukan sekadar keahlian dalam bertempur atau pun yang
sejenis.
Sejarah
Tanggal 13 Juni
- 14 September 1959
diadakan wajib latih bagi para mahasiswa di Jawa Barat. Mahasiswa yang memperoleh
latihan ini siap mempertahankan home-front dan bila perlu ikut memanggul senjata ke medan laga. Mahasiswa-mahasiswa
walawa (WAJIB LATIH) dididik di Kodam
VI/ Siliwangi dan para
walawa diberi hak mengenakan lambang Siliwangi.
Pada tanggal
19 Desember 1961
di Yogyakarta, Komando Pimpinan Besar Revolusi Presiden RI Bung Karno mencetuskan Trikora. Seluruh rakyat menyambut komando
ini dengan gegap gempita dengan semangat revolusi untuk merebut Irian Barat; termasuk juga mahasiswanya.
Isi Trikora:
- Pantjangkan Sangsaka Merah Putih di Irian Barat
- Gagalkan Negara Boneka Papua
- Adakan Mobilisasi Umum
Sejak
Trikora bergema maka kewaspadaan nasional makin diperkuat, makin memuncak
sehingga timbul rencana pendidikan perwira cadangan di Perguruan Tinggi.
Berdasarkan
dua surat keputusan Pangdam VI Siliwangi, maka oleh pihak Universitas pada 20 Januari 1962
dibentuk suatu badan koordinasi yang diberi nama Badan Persiapan Pembentukan
Resimen Serba Guna Mahasiswa Dam VI Siliwangi (disingkat BPP) Resimen Mahasiswa
DAM VI/ Siliwangi, beranggotakan :
- Prof. drg. R. G. Surya Sumantri ( Rektor Unpad) selaku Koordinator
- Dr. Isrin Nurdin (Pembantu Rektor ITB) selaku Wakil Koordinator I
- Drs. Kusdarminto (PR Unpar) selaku wakil Koordinator II
- Major. Moch. Sunarman dari PUS PSYAD pada waktu itu selaku sekretaris.
Pada Februari 1962
diadakan Refreshing Course selama sepuluh minggu di Resimen Induk Infantri dan
dilanjutkan dengan latihan selama 14 hari yang dikenal dengan sebutan Latihan
Pasopati. Pada 20 Mei 1962
anggota Resimen Mahasiswa Angkatan 1959 dilantik oleh Pangdam
VI/SLW menjadi bagian organik dari Kodam VI/SLW.
Dalam
rencana kerja empat tahunnya tercantumlah pembentukan kader inti dan ini sudah
terlaksana sejak permulaan semester 2 tahun ajaran 1962-1963. termasuk
pembentukan kader inti putri. Mahasiswa/i Jabar (Bandung khususnya) mengikuti
Latihan di Bihbul, tempat penggodokan prajurit-prajurit TNI. (Sekarang Secaba
Dam III/ Slw, Bihbul). Satuan-satuan inti dari Yon mahasiswa dari beberapa
universitas dan akademi dikirim ke tempat ini di bawah asuhan pelatih-pelatih
dari RINSIL. 12 Juni 1964
keluarlah Surat Keputusan Menteri Koordinator Komponen Pertahanan dan Keamanan
DR. A.H. Nasution Jenderal TNI yang mengesahkan Duaja Resimen
Mahawarman. Penyerahan Duaja dilakukan oleh Menko sendiri. Garuda Mahawarman resmi berdiri berdampingan dengan Harimau Siliwangi.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar