Adopsi
merupakan hasil dan kegiatan penyampaian pesan penyuluhan yang berupa
“inovasi”, maka proses adopsi itu dapat digambarkan sebagai suatu proses
komunikasi yang diawali dengan penyampaian inovasi sampai dengan terjadinya
perubahan perilaku. Karena Adopsi, dalam proses penyuluhan,
pada hakekatnya dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku baik yang
berupa: pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan pada din seseorang setelah
menerima “inovasi” yang disampaikan penyuluh oleh masyarakat sasarannya. Penerima disini mengandung arti tidak sekadar “tahu”, tetapi
sampai benar-benar dapat melaksanakan atau menerapkannya dengan benar serta
menghayatinya dalam kehidupan dan usahataninya. Penerimaan inovasi tersebut, biasanya dapat diamati secara
Iangsung maupun tidak langsung dengan orang. sebagai cerminan
dan adanya perubahan: sikap, pengetahuan, dan atau keterampilannya. Pada dasarnya, proses adopsi pasti
melalui tahapan-tahapan sebelum masyarakat mau menerima, menerapkan dengan
keyakinannya sendiri, meskipun selang waktu antar tahapan satu dengan yang
Iainnya itu tidak selalu sama (tergantung sifat inovasi, karakteristik
sasaran,, keadaan Iingkungan (fisik maupun sosial), dan aktivitas kegiatan yang
dilakukan oleh penyuluh).
Tingkat
keunggulan relatif dan inovasi yang ditawarkan, atau keunggulan lain yang
dimiliki oleh inovasi dibanding dengan teknologi yang sudah ada yang
akan diperbaharui/digantikannya; baik keunggulan teknis (kecocokan dengan
keadaan alam setempat, dan tingkat produktivitasnya), ekonomis (besarnya beaya atau keuntungannya), manfaat non ekonomis, maupun dampak sosial budaya dan politis yang ditimbulkannya (relative advantage).Sehubungan dengan ragam sifat inovasi yang dikemukakan di atas, Roy (1981) dan hasil penelitiannya berhasil memberiikan urutan jenjang kepentingan dan masing-masing sifat inovasi yang perlu diperhatikan didalam kegiatan penyuluhan.
akan diperbaharui/digantikannya; baik keunggulan teknis (kecocokan dengan
keadaan alam setempat, dan tingkat produktivitasnya), ekonomis (besarnya beaya atau keuntungannya), manfaat non ekonomis, maupun dampak sosial budaya dan politis yang ditimbulkannya (relative advantage).Sehubungan dengan ragam sifat inovasi yang dikemukakan di atas, Roy (1981) dan hasil penelitiannya berhasil memberiikan urutan jenjang kepentingan dan masing-masing sifat inovasi yang perlu diperhatikan didalam kegiatan penyuluhan.
Ü Difusi
Inovasi Dalam Penyuluhan Kehutanan
F Pengertian Difusi Inovasi dalam Penyuluhan
Yang dimaksud dengan proses difusi inovasi adalah perembesan atau
penyebaran adopsi inovasi dari satu individu yang telah mengadopsi ke individu yang lain dalam sistem
sosial masyarakat sasaran penyuluhan yang sama.
Pengertian difusi inovasi hampir sama dengan inovasi. Perbedaannya adalah
jika dalam proses adopsi pembawa inovasi berasal dan “luar” sistem lokal masyarakat sasaran. Sedang dalam proses difusi, sumber informasi
berasal dan dalam (orang) sistem sosial masyarakat itu sendiri. Difusi dapat
diartikan adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu
bentuk informasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi
dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula. Difusi dapat
diartikan adalah proses komunikasi atau saling tukar informasi tentang suatu
bentuk informasi antara warga masyarakat sasaran sebagai penerima inovasi
dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu tertentu pula.
Inovasi
harus dirasakan sebagai kebutuhan oleh adopter.Banyak innovasi yang ditawarkan
kepada masyarakat, namun dapat kita lihat bahwa tidak semua inovasi tersebut
menyantuh kedalam masyarakat. Karena innovasi-innovasi tersebut hanya dibuat
atas keinginan-keinginan pihak luar dari masyarakat tersebut, bukan dari
kebutuhan masyarakat yang bersangkutan. Dengan demikian terjadilah ketidak
addopsian innovasi tersebut oleh masyarakat.
Kalau mengharapkan masyarakat akan mengadopsi inovasi tersebut, para warga
masyarakat harus menyakini bahwa hal itu merupakan kebutuhan yang benar-benar
diingikan oleh mereka. Suatu inovasi akan menjadi kebutuhan apabila inovasi
tersebut dapat memecahkan permasalahan yang mereka hadapi. Sehingga
identifikasi dari persoalan tersebut dapat kta lihat; bahwa sesuatu yang kita
anggap masalah, belum tentu menjadi masalah pula bagi orang lain, kemudian
jikapun permasalahan itu benar adanya yang dirasakan oleh masyarakat, belum
tentu penyelesaian yang ditawarkan seseuai dengan kondisi masyarakat
penerimanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar