Metode penyuluhan kehutanan
partisipatif yaitu masyarakat berpartisipasi secara interaktif,
analisis-analisis dibuat secara bersama yang akhirnya membawa kepada suatu
rencana tindakan. Partisipasi disini menggunakan proses pembelajaran yang
sistematis dan terstruktur melibatkan metode-metode multidisiplin , dalam hal
ini kelompok ikut mengontrol keputusan lokal dikatakan bahwa "Penyuluhan
dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif melalui mekanisme kerja
dan metode yang disesuaikan dengan kebutuhan serta kondisi pelaku utama dan
pelaku usaha".
Penyuluh partisipatif merupakan
pendekatan penyuluhan dari bawah ke atas (bottom up) untuk memberikan
kekuasaan kepada petani agar dapat mandiri, yaitu kekuasaan dalam peran,
keahlian, dan sumberdaya untuk mengkaji desanya sehingga tergali potensi yang
terkandung, yang dapat diaktualkan.Dengan pelatihan metode penyuluhan pertanian
partisipatif, para penyuluh kehutanan akan termotivasi untuk menggali
keberadaan sumber informasi pertanian setempat yang mudah diakses oleh yang
memerlukan, baik penyuluh maupun petani. Pelatihan juga akan mendorong
inisiatif positif para penyuluh pertanian dan petani, melalui pendekatan
partisipatif untuk mendapatkan solusi permasalahan usahatani di lapangan.
Metode penyuluhan berbasis TIK memang sangat bagus, namun
jika melihat kondisi petani yang ada dalam menjakau akses tersebut tentu mereka
masih lemah dalam mengakses TIK. Melihat keterbatasan tersebut maka aplikasi TIK perlu dimodifikasikan dengan
media konvensional. Artinya informasi yang diperoleh malalui aplikasi teknologi
informasi, misalnya internet dapat disederhanakan dan dikemas kembali sesuai
kebutuhan dan karakteristik pengguna akhir oleh penyuluh pertanian atau
fasilitator.
Dalam metode ini, penyuluh
berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara
perorangan. Metode perorangan atau personal approach sangat efektif
digunakan dalam penyuluhan karena sasaran dapat secara langsung memecahkan
masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh. Adapun jika dilihat dari segi
jumlah sasaran yang ingin dicapai, metode ini kurang efektif karena terbatasnya
jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu.
Metode pendekatan individu akan lebih tepat digunakan dalam mendekati
tokoh-tokoh masyarakat yang berpengaruh ataupun pada golongan petani atau
peternak yang menjadi panutan masyarakat setempat.
Menurut Van den Ban dan Hawkins
(1999), metode pendekatan perorangan pada hakikatnya adalah paling efektif dan
intensif dibanding metode lainnya, namun karena berbagai kelemahan di dalamnya,
maka pendekatan ini jarang diterapkan pada program-program penyuluhan yang
membutuhkan waktu yang relatif cepat. Dalam hal ini para penyuluh berhubungan
secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan.Contohnya
:
a.
Kunjungan ke
rumah petani, ataupun petani berkunjung kerumah penyuluh dan kekantor.
b. Surat
menyurat secara perorangan.
c.
Demonstrasi
pilot.
d. Belajar
perorangan, belajar praktek.
e.
Hubungan
telepon
b)
Metode
berdasarkan pendekatan kelompok
Tidak ada komentar:
Posting Komentar